THE LOST TRAVELLER

Senin, 11 Juli 2016

Nu Art Sculpture Park, Membaca Pesan Kehidupan Lewat Patung dan Lukisan.

Bandung memang punya magnet sendiri untuk kembali dan kembali lagi. Kita akan dimanjakan dengan berbagai macam wisatanya baik wisata sejarah, wisata alam, dan wisata budaya. Kali ini saya menyempatkan diri untuk pergi ke Nu Art Sculpture Park yang terletak di Jalan Setraduta Raya No L6 Bandung.


(Gerbang Depan Nu Art Sculpture Park)

Nu Art Sculpture Park pertama kali di buka untuk publik sekitar tahun 2000an. Galeri ini dibangun diatas tanah seluas 3 ha oleh seorang seniman lulusan Seni Rupa ITB bernama Nyoman Nuarta. Pria kelahiran Tabanan Bali ini membangun galeri seni ini menjadi dua lantai. Lantai pertama berisi karya beliau dari awal karirnya hingga masterpiece terakhirnya sedangkan lantai kedua masih berisikan karya beliau dan juga karya seniman lain yang ingin ikut memamerkan karyanya. 


( Tampak Depan Bangunan Nu Art Sculpture Park)

Begitu sampai, kami disambut oleh resepsionis dan dipersilahkan untuk mengambil leaflet. Saya memutuskan untuk mengelilingi bangunan lantai 1 dan 2 terlebih dahulu baru kemudian menuju ke luar.


( Patung Right and Alert)

Bentuk patung ini adalah separuh manusia dan separuhnya lagi adalah malaikat yang digambarkan dengan sayapnya. Menurut informasi, patung ini sesungguhnya menggambarkan tentang manusia itu sendiri yang memiliki sisi yang baik dan sisi yang buruk. Sisi yang baik tentunya digambarkan oleh malaikat. Namun jika melihat arah pandangan dari patung tersebut, patung ini justru menoleh ke arah sebaliknya. 

Kira-kira apa maksudnya?

Patung ini menggambarkan bahwa terkadang manusia lebih sering "memandang" sisi buruk manusia lain daripada sisi baiknya sendiri. Padahal kita tahu, bahwa pikiran yang negatif tidak akan mampu memberikan kehidupan yang positif.


( Patung Nightmare)

Patung Nightmare ini digambarkan sebagai sosok wanita yang tengah mengalami nightmare, entah itu mimpi buruk dalam arti sebenarnya maupun tidak. 


( Lukisan Andreas Camelia )

Lukisan ini karya Andreas Camelia saya temukan di Lantai 2 Nu Art Sculpture Park. Seorang perupa asal Bandung yang memulai karirnya secara otodidak ini memberi judul "Setiap Hari Aku Selalu Mencari Wajahmu" untuk lukisannya kali ini. Digambarkan sesosok anak kecil yang tengah menatap wajah seseorang yang begitu lekat membayanginya. 


( Patung Kepala Kuda dan Wajah Wanita) 

Setelah selesai dengan bangunan yang ada di dalam, sayapun menuju ke luar. Disana saya menemukan sebuah patung kuda, namun tunggu dulu! Ada yang aneh, di kepala kuda tersebut tergambar wajah wanita. Apa maksudnya?

Ternyata, patung kepala kuda dengan wajah wanita di punggungnya menjelaskan bahwa keberadaan wanita di dunia itu sangat membutuhkan perlindungan dari seorang pria. Pria digambarkan sebagai sosok kuda yang cenderung melambangkan kegagahan, kekuatan, dan harus selalu mampu menjadi penopang dan penunjuk jalan ataupun imam.

Pada dasarnya, lelaki memang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin, dan wanita itu adalah pendampingnya. Mungkin peumpamaannya akan seperti ini : kaki kiri adalah kaki anda sedang kaki kanan adalah milik pendamping anda. Kalian harus berjalan beriringan. Lalu, jika kedua kaki mampu memahami bahwa tujuan anda adalah pergi ke melihat sunrise di Tebing Keraton, maka ketika si kaki kiri memakai sandal jepit dan si kaki kanan memakai sepatupun, kalian masih dapat berjalan sampai ke tujuan. Kenapa? Karena tujuannya sama. Keduanya melihat hal yang sama, we see the same thing, we share the same dream. Tetapi lain halnya jika kedua kaki itu memakai sandal yang sama, tetapi kaki kiri ingin melangkah ke Tebing Keraton sedangkan kaki kanan melangkah ke Bukit Moko. Apa yang terjadi? Apakah mereka akan sampai pada tujuan masing-masing? Tidak. Sekalipun mereka memakai barang yang sama.

Imam bukan hanya sekedar bisa beribadah atau sudah cukup secara finansial, lebih dari itu, dia siap menanggung segala resiko atas jalan yang dia pilih. Karena dia tahu, disampingnya telah ada yang menggantungkan hidup padanya. Telah ada seseorang yang siap digenggam tangannya untuk berjuang bersama-sama. Lalu, bagaimana kalau menemui kesulitan dan merasa tidak bahagia? Mungkin saya akan kembali bertanya, bagaimana kalau di dunia ini hanya ada siang terus atau malam terus? Bagaimana kalau di dunia ini hanya ada hujan terus atau kemarau terus?

Forever is temporary

Begitupula dengan kesulitan yang dialami. Tidak pernah ada yang kesulitan yang berkepanjangan. Dan jika ada seseorang yang menemani anda, sekalipun anda merasa sulit, anda tetap mampu bersyukur dan bahagia karena setidaknya anda tidak sendiri ketika menjalaninya.

Ah! Nu Art Sclupture Park ini memang luar biasa. Selain dapat menikmati seninya, kita juga disuguhi filosofi dari setiap karyanya kemudian mengaitkan sendiri dengan kehidupan kita. 


Jadi, kalau mau liburan yang nggak biasa di Bandung, silahkan mengunjungi Nu Art Sculpture Park ini. Silahkan merenung sendiri bersama filosofi-filosofi yang sudah ditawarkan oleh karya seni yang dipajang disini. Satu kata buat museum ini, luar biasa! Masih banyak patung dan lukisan yang belum saya bahas disini, jadi datang dan saksikan sendiri ya! Free entrance dan bocorannya untuk penggemar kopi, disini ada coffeeshop nya juga lho! 





Share This

1 komentar:

Designed By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates