THE LOST TRAVELLER

Jumat, 17 Juni 2016

Microlibrary, Surganya Bacaan Taman Bima.

Tentunya kita sering mendengar istilah "Buku adalah Jendela Dunia", bukan? Bagaimana jika di sebuah kota Indonesia terdapat sebuah bangunan yang dapat merepresentasikan pernyataan tersebut?


(Microlibrary dari depan - dok.pribadi)

Bangunan Microlibrary yang terletak di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung ini memiliki 2 buah lantai. Lantai pertama digunakan sebagai tempat kegiatan untuk warga sedangkan lantai kedua dimanfaatkan sebagai perpustakaan. Uniknya, perpustakaan di lantai dua tersebut dibangun dengan memanfaatkan 2000 buah ember es krim besar. Jika diperhatikan, bangunan ini akan membentuk pola kode biner yang apabila discan akan menghasilkan kalimat "Buku adalah Jendela Dunia". Desain yang unik ini merupakan hasil kerjasama dari Pemerintah Kota Bandung, Dompet Dhuafa Jawa Barat, dan SHAU Architecure & Urbanism. 


(Lantai dua Microlibrary - dok.pribadi)

Perpustakaan ini terbilang cukup lengkap, beberapa buku seperti buku cerita anak-anak, buku keagamaan, buku kesehatan, buku ilmu pengetahuan alam, novel, dan komik tersedia di tempat ini. Buku-buku itupun diatur secara rapi dalam rak-rak. Beberapa buku d-display di dekat tempat petugas perpustakaan.


                                                                 (Lantai dua Microlibrary - dok.pribadi)

Beruntunglah, saya berkesempatan untuk mengobrol dengan pengelola Microlibrary ini. Dua anak muda yang saya temui ini, ternyata adalah warga RW 7 tempat Microlibrary berada. Kak Shoya, begitu dia biasa dipanggil, menjelaskan bahwa awalnya perpustakaan ini dibangun atas dasar kepedulian para muda-mudi yang tergabung dalam Karang Taruna. Pada awalnya, mereka membuat gerobak baca keliling. Setiap hari Senin hingga Jum'at, mereka berkeliling dengan membawa buku bacaan yang mereka miliki ke sekeliling kompleks. Sedangkan untuk hari Minggu, mereka membuat sebuah lapak di lokasi Microlibrary sekarang. Karena antusias anak-anak dan masyarakat yang begitu tinggi, pemudapun mencoba untuk mengusulkan perizinan pembuatan perpustakaan. Di saat yang bersamaan, di Bandung sedang diadakan lomba Kampung Juara. Akhirnya, para pemuda ini memasukkan perpustakaan sebagai salah satu program mereka untuk mengikuti Kampung Juara. Beruntunglah, niat mulia mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah kota Bandung sehingga ide mereka dapat dieksekusi menjadi sebuah perpustakaan mini ini. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini merupakan buku-buku dari gerobak keliling mereka, sumbangan dari Dompet Dhuafa, dan donatur-donatur lainnya.


( Luthfi dan Shoya, pengelola Microlibrary)

Luthfi menambahkan, baru-baru ini mereka mengadakan lomba edukasi untuk anak sekitar seperti cerdas cermat, rangking satu, dan lomba mewarnai. Shoya menambahkan bahwa lomba yang diadakan tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sehingga terjalin kerjasama yang baik antara warga dengan Microlibrary. Ketika saya sedang berkunjung kesanapun, saya bertemu dengan orangtua yang tengah mengantarkan anaknya untuk membaca buku di Microlibrary ini. Hal ini turut menegaskan bahwa Microlibrary memang memberikan dampak yang positif untuk masyarakat sekitar. Disini, selain membaca, juga disediakan permainan tradisional yang dapat dimainkan oleh anak-anak. Hal itu yang turut menimbulkan rasa aman bagi orangtua ketika menitipkan anak-anaknya di Microlibrary ini. 


Tertarik untuk mengunjungi? Silahkan datang ke Microlibrary di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Jika anda memiliki buku yang mungkin sudah tidak anda gunakan, Microlibrary akan siap menerima bantuan buku dari anda. 
Designed By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates